Detail Article

Pengaruh Makanan Dan Minuman Terhadap Obat

 08/08/2015 | Referensi: -

Ada dua interaksi yang berhubungan dengan mengkonsumsi obat. Pertama interaksi antara obat dan obat, kedua antara makanan-minuman dan obat. Baik interaksi obat-makanan (food drug interaction), maupun antar obat (drug interaction) sangat berpengaruh terhadap efektivitas obat yang dikonsumsi, sehingga upaya menyembuhan bisa berkurang, tidak bermanfaat, atau bahkan bisa membahayakan si pasien.

Ruang ini, membahas secara singkat mengenai pengaruh makanan-minuman dan obat yang dikonsumsi. Kalau kita mengkonsumsi obat, yang paling baik minumlah dengan air putih, kecuali untuk obat tertentu.

Teh mengandung senyawa tannin
Senyawa tannin itu dapat mengikat berbagai senyawa aktif obat, sehingga sukar diabsorbsi atau diserap dari saluran pencernaan. Bagaimana kalau susu? Susu memiliki sifat dapat menghambat absorbsi zat-zat aktif tertentu terutama antibiotika. Jika obat kurang diabsorbsi, berarti daya khasiat atau kemanjurannya akan berkurang. Sehingga usaha penyembuhan mungkin saja tidak membawa hasil apa-apa. Karena itulah jika Anda sedang mengkonsumsi antibiotika, misalnya ampisilin, amoksilin, kloramfenikol dan lain-lain, sebaiknya Anda jangan minum susu, apalagi kalau minum obat antibiotika tersebut bersama dengan air susu. Jika Anda minum susu juga, sebaiknya tunggu sampai dua jam setelah atau sebelum minum antibotika, agar penyerapan obat antibiotika tersebut di saluran pencernaan tidak terganggu.

Susu mengurangi efek iritasi lambung.
Tidak semua obat tidak baik diminum bersama-sama susu. Ada beberapa obat, terutama yang bersifat mengiritasi lambung, dianjurkan untuk diminum bersama susu atau pada waktu makan. Gunanya agar susu dan makanan tersebut dapat mengurangi efek iritasi lambung dari obat yang dikonsumsi. Walaupun susu dan makanan dapat sedikit mengurangi daya kerja obat-obat tersebut, namun efek perlindugannya terhadap iritasi lambung lebih bermanfaat dibandingkan dengan efek penurunan daya kerja obat yang sangat sedikit.Obat-obat seperti ini, contohnya adalah antiinflamasi nonsteroid seperti asetosal dan ibuprofen, yang biasa diberikan untuk meredakan atau mengurangi rasa sakit, nyeri, atau demam. Begitu juga obat-obat kortikosteroid yang biasanya digunakan untuk meredakan inflamasi (misalnya bengkak atau gatal-gatal), seperti prednison, prednisolon, metilprednisolon dan lain-lain.

Kopi mengandung kafein
Kafein bekerja merangsang susunan syaraf pusat. Jadi, agar efek stimulan terhadap susunan syaraf pusat tidak berlebihan, hindarilah mengkonsumsi bahan-bahan yang mengandung kafein seperti kopi, teh, coklat, minuman cola dan beberapa merek minuman berenergi (energy drink), ketika Anda sedang menggunakan obat-obat yang juga dapat merangsang susunan syaraf pusat seperti obat-obat asma yang mengandung teofilin atau epinefrin.

Alkohol juga sangat berpengaruh
Selain teh, susu dan kopi, minuman beralkohol juga tidak baik diminum apabila Anda sedang meminum obat. Alkohol mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap fisiologis tubuh sehingga dapat mengganggu atau bahkan mengubah respons tubuh terhadap obat yang diberikan. Contohnya obat-obat antihistamin atau antialergi (biasanya diberikan untuk meringankan gejala alergi, flu atau batuk) umumnya menyebabkan mengantuk. Konsumsi antihistamin bersama dengan alkohol akan menambah rasa kantuk dan memperlambat performa mental dan motorik. Alkohol juga akan meningkatkan resiko perdarahan lambung dan kerusakan hati jika dikonsumsi bersama obat-obat penghilang rasa sakit seperti para setamol atau asetaminofen. Alkohol juga dilarang diminm bersama obat penurun tekanan darah tinggi golongan beta-blocker seperti misalnya propranolol.
Kombinasi alkohol-propranolol dapat menurunkan tekanan darah secara drastis dan membayakan jiwa pasien. Tape walaupun sedikit diketahui mengandung alkohol, terutama tape ketan atau beras. Oleh sebab itu hindari atau kurangilah makan tape ketika Anda mengkonsumsi obat-obat yang dapat berinteraksi dengan alkohol seperti yang diuraikan di atas.

Pengaruh makanan atau minuman terhadap obat dapat sangat signifikan atau bisa hampir tidak berarti, tergantung pada jenis obat dan makanan/minuman yang dikonsumsi. Selain itu harus pula difahami bahwa sangat banyak faktor lain yang mempengaruhi interaksi itu, antara lain dosis obat yang diberikan, cara pemberian, umur, jenis kelamin, dan tingkat kesehatan pasien. Apa yang diuraikan dalam ruangan ini baru sebagian kecil saja dari pengaruh interaksi obat-makanan terhadap pengobatan yang dijalani..
Nama obat-obat yang disebutkan di atas adalah nama zat berkhasiat atau nama generiknya. Untuk mengetahui lebih jauh apakah obat yang Anda konsumsi mengandung senyawa obat tersebut periksalah komposisi obat pada label atau kemasannya. Jika obat berupa racikan, periksalah nama obat yang ditulis oleh dokter pada resep atau kopi resep yang dapat Anda minta pada petugas Apotik.

(dikutip dari Indonesian Pharmaceutical Watch, diedit kembali oleh Redaksi “BP”)


Sumber: Indonesian Pharmaceutical Watch
Oleh: Owner Application
Artikel Lain
26/07/2023 | Administrator

17/02/2021 | Administrator

27/08/2019 | Farah Yuliani

04/11/2018 | Administrator

24/10/2018 | Administrator

03/09/2018 | Administrator

02/07/2018 | Administrator

11/04/2018 | Administrator

11/04/2018 | Administrator

24/01/2018 | Ulfah

11/01/2018 | Ulfah

11/01/2018 | Ulfah

06/12/2017 | Ulfah

23/09/2017 | Ulfah

18/09/2017 | Ulfah

14/09/2017 | Ulfah

08/09/2017 | Ulfah

08/06/2016 | Ulfah

26/04/2016 | Ulfah

20/04/2016 | Ulfah

29/03/2016 | Ulfah

24/11/2015 | Farah Yuliani

12/11/2015 | Farah Yuliani

12/11/2015 | Farah Yuliani

08/08/2015 | Owner Application

08/08/2015 | Owner Application

08/08/2015 | Owner Application

08/08/2015 | Owner Application

08/08/2015 | Owner Application

01/07/2015 | Owner Application

01/07/2015 | Owner Application

29/06/2015 | Owner Application